dari omah

Di pundak anak mudalah masa depan negeri ini di tentukan. Di tengah perkembangan teknologi dan informasi yang sangat cepat, seorang anak muda ditutut untuk bisa menyesuaikan diri tanggap teknologi dan menerapkannya dengan penuh tanggung jawab. Di samping juga harapan orang tua untuk tidak meningalkan tradisi “unggah-ungguh” dan pengetahuan ketimurannya. Hal inilah yang membuat posisi anak muda sekarang sangat susah untuk di perankan, satu sisi mau tidak mau harus berhadapan dengan teknologi dan informasi sementara di sisi lain harus sadar akan ke-Indonesia-an agar tidak salah arah. Mengenal persoalan, keinginan, cita-cita, hasrat, emosi, kegelisahan dan juga semangat mudanya. Berawal dari itulah kemudian muncul ide kreatif untuk mendirikan sebuah sanggar sebagai tempat pengetahuan ditempa, dikaji ulang, dan diciptakan kembali mempunyai peranan tersendiri dalam kalangan masyarakat.

Lihat saja pertumbuhan sanggar-sanggar komunitas yang ada di wilayah yang ada di wilayah perkampungan di Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Dengan berbagai kegiatan yang dilakukan sanggar-sanggar tersebut telah memberikan peran yang penting dalam pendidikan masyarakat kalangan menengah ke bawah. Bermacam kegiatan untuk melatih keterampilan hingga menghasilkan karya yang sebenarnya bisa dipamerkan. Kemampuan yang sebenarnya bisa dibagikan dan dikompetisikan ini sayang jika dibiarkan tumbuh disatu komunitas saja. Tradisi kampung yang dikenal “guyub” akan semakin luntur jika tidak ada tindakan saling berbagi.

Akan tetapi kemunculan ide-ide kreatif dan inovatif tersebut belum sebanding dengan wahana apresiasi dan penyaluran karya untuk berbagai dan berkompetisi. Dengan adanya sanggar kampung ini diharap bisa memfasilitasi dan memberikan ruang untuk saling berbagi dan berkompetisi. untuk itulah omah opak mencoba hadir di kalangan masyarakat kampung, di karangploso, sitimulyo, piyungan, bantul, yogyakarta

Kamis, 08 Juli 2010

Denah Omah Opak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar